BAB III
GAMBARAN KAWASAN
3.1 Bangunan dan Arsitektur Kawasan Situ Babakan
·
Kawasan Situ Babakan
Kawasan Situ Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.
Gambar 3.1
Pintu gerbang kawasan situ babakan dan jembatan gantung di kawasan situ babakan
Sumber :
setubabakan.wordpress.com
·
Rumah Adat Betawi di Kawasan Situ Babakan
Gambar 3.2
Rumah Adat Betawi di Kawasan Situ Babakan
Sumber :
setubabakan.wordpress.com
Bangunan di kawasan Situ
Babakan serta Rumah – rumah warga tetap mempertahankan Arsitektur Tradisional
Betawi, dari fasade terlihat elemen – elemen arsitektural yang khas, seperti
balaksuji (tangga depan sebelum masuk ke dalam rumah), lantainya dibuat lebih
tinggi dari tanah layaknya rumah panggung, penggunaan lisplang yang diberi
ornamen ‘gigi balang’, yakni papan kayu yang dibentuk dengan ornamen segitiga
berjajar.
Bagian depan rumah
memiliki teras terbuka yang dikelilingi pagar rendah terbuat dari kayu.
Di sinilah, biasanya pemilik rumah menjamu tamu yang datang bertandang,
struktur rangka dari kayu, namun seiring perkembangan zaman, rumah Betawi kini
banyak dibangun dengan dinding tembok. Demikian pula dengan lantai rumah, dulu
hanya beralas tanah, tetapi kemudian berkembang dengan menggunakan plesteran
semen atau tegel, hingga lantai keramik. Warna bangunan didominasi warna coklat
untuk kayu, dinding tembok berwarna putih, lisplang berwarna coklat dan ada
pula yang berwarna hijau.
Gambar 3.3 Kawasan Situ Babakan
Sumber : setubabakan.wordpress.com
Yang tak kalah menarik, di
perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak menjajakan
makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor,
ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti
buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Wisatawan yang berkunjung ke Situ
Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari
cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang
kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka
berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni,
pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti
upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur‘an, dannujuh bulan, atau juga
sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, yaitu Beksi.
Sebagai sebuah kawasan cagar
budaya, Situ Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya,
melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni
wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini
biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda
gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga
dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi danau
BAB IV
USULAN PENANGANAN PELESTARIAN
4.1 Kesimpulan
Keberadaan Cagar Budaya
Betawi di Kawasan Situ Babakan menjadi langkah yang tepat untuk mempertahankan
dan melestarikan kebudayaan Betawi yang semakin terpinggirkan perkembangan
kota. Di Cagar Budaya ini masyarakat Situ Babakan masih mempertahankan budaya
dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang,
kerajinan tangan, kesenian dan membuat makanan khasnya serta arsitektur
tradisional Betawi. Situ Babakan juga menjadi tempat objek wisata.
4.2 Usulan
Untuk mempertahankan Cagar
Budaya ini tetap hidup, kita harus terus mempublikasikan baik media cetak
maupun elektronik dan menarik banyak masyarakat dan komunitas untuk berkunjung
dan melestarikannya, salah satunya dengan lebih banyak menggelar kesenian –
kesenian dan event khas Betawi yang diolah agar menarik khususnya untuk
generasi muda dan menjadikannya pusat rekreasi seni, wisata dan edukasi. Rumah
Tradisional Betawi harus tetap mempertahankan elemen-elemen arsitektur khasnya
seperti balaksuji, lisplang gigi balang, dan lainnya. Cagar Budaya Betawi
seperti ini harus banyak dikembangkan di kawasan – kawasan lain.
Dan hal yang cukup penting
untuk mempertahankan keaslian dari cagar budaya ini maka perlu diperketat
dengan peraturan dan pengawasan zoning lahan, agar pembangunan kota di sekitar
kawasan tidak berbenturan dan merusak tatanan Cagar Budaya tersebut.
Sumber :
http://ahmadmuchtar19.blogspot.com
https://ahsinufadli.wordpress.com
https://setubabakan.wordpress.com
Sumber :
http://ahmadmuchtar19.blogspot.com
https://ahsinufadli.wordpress.com
https://setubabakan.wordpress.com